Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hikmah Puasa hingga Galang Donasi untuk Dai dan Kiai Kampung



Selain buruh pabrik dan pekerja harian, para dai dan kiai di kampung-kampung juga ikut terdampak wabah virus Corona. Mereka tak bisa lagi keliling memberikan ceramah, pengajian, atau memimpin upacara ritual keagamaan lainnya. Sejauh ini sepertinya belum ada yang memberikan perhatian khusus secara ekonomi terhadap para dai dan kiai kampung itu.
"Padahal seperti kata Gus Dur, para kiai kampung itulah yang paling ikhlas dalam melayani masyarakat dibanding kiai dan dai yang terkenal luas melalui media massa atau media sosial," tutur KH Miftah Maulana Habiburahman alias Gus Miftah kepada Tim Blak-blakan, Selasa (21/4/2020).

Sebelum ada wabah, kiprah para kiai dan dai di kampung-kampung itu sangat terasa. Mereka tak cuma berperan memimpin salat di masjid atau musolla tapi juga memimpin selamatan, mengurus jenazah hingga pemakaman. "Jangankan memasang tariff, seringkali mereka tak menerima honor untuk mengerjakan itu semua," kata Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta itu.
Sadar dengan kondisi tersebut, ia bertekad untuk menggalang donasi hingga wabah mereda. Gus Miftah telah berkomunikasi dengan Ustaz Yusuf Mansur, serta sahabatnya Deddy Corbuzier, dan pedangdut Via Vallen. Dia juga akan berkomunikasi dengan Kementerian Agama, Kementerian Desa, Lembaga Zakat milik NU maupun Muhammadiyah untuk mencari solusi terbaik terkait nasib para dai kampung ini.
"Berapapun yang terkumpul akan kita distribusikan, ya setidaknya ibarat THR (tunjangan hari raya) lah," ujar Gus Miftah.

Terkait ibadah yang tak lagi bisa dilakukan secara berjemaah di masjid, dia memaknainya sebagai momentum untuk belajar ikhlas beribadah di dalam kesendirian. "Apakah kualitas ibadah kita ketika dilihat orang lain baik ketika kamu sendiri," ujarnya.Pada bagian lain, di awal Ramadan ini Gus Miftah mengingatkan kembali soal makna puasa, yakni imsak atau menahan diri. Tak cuma menahan diri untuk tidak makan dan minum, tapi juga dari hal-hal yang tidak penting.